Salah satu profesi di dunia programming adalah DevOps. Profesi yang satu ini cukup menarik karena DevOps berperan dalam proses pengembangan software guna mendapatkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan klien. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya apakah DevOps harus bisa coding?
Tidak hanya berperan dalam membantu proses pengembangan software, profesi ini juga memiliki tugasnya lainnya. Seorang DevOps juga berperan dalam mengontrol kualitas dengan memastikan software berjalan dengan stabil, aman, dan cepat di lingkungan klien, hingga deployment software.
Sudah Tahukah Anda Apakah DevOps Harus Bisa Coding?
Sebenarnya apakah Anda harus bisa coding untuk dapat menggeluti profesi ini? Pertanyaan ini cukup menarik terutama bagi Anda yang ingin terjun di profesi yang satu ini. Seorang DevOps harus memiliki kemampuan coding, seperti JavasCript, Python, PHP, Ruby, Java, Golang, dan lain sebagainya.
Mengapa DevOps membutuhkan skill coding. Profesi ini adalah menggabungkan pengetahuan development dengan operation system. Oleh karena itu DevOps perlu memiliki kemampuan coding, pengelolaan infrastruktur, administrasi sistem, dan keamanan sistem yang baik serta mendalam.
Apakah DevOps harus bisa coding? Skill coding yang mendalam dimiliki oleh DevOps bermanfaat dalam proses otomasi development dan deployment dalam pengembangan software. Mulai dari proses debugging, mengintegrasi perubahan code sehingga Anda bisa memahami apa saja yang dilakukan oleh developer.
- Kemampuan Security Code
Skill security code penting dikuasai oleh seorang DevOps. Skill ini bermanfaat untuk membantu Anda dalam mengamankan siklus pengembangan software mulai dari tahap pengembangan, pengujian, hingga implementasi.
- Pengetahuan Infrastruktur
Terdapat berbagai jenis infrastruktur yang penting diketahui oleh DevOps, contohnya Amazon Web Services dan Microsoft Azure. Infrastruktur ini bermanfaat dalam memudahkan perancangan software agar lebih efektif dengan memanfaatkan teknologi yang lebih modern.
- Pengetahuan Version Control System
Version control system adalah suatu teknik dimana tim developer dapat menggabungkan kode dalam satu repository terpusat. Hal ini memungkinkan Anda untuk membandingkan versi kode yang lama dengan yang baru sehingga memudahkan dalam melacak kesalahan kode.
Selain itu juga bermanfaat dalam memastikan kode disimpan secara aman, dan proses pengembangan software menjadi lebih efisien. Contoh version control system yang cukup populer di kalangan DevOps adalah Git. Version control system ini bersifat open source.
Git memungkinkan developer untuk melakukan pelacakan untuk semua perubahan kode yang telah dilakukan, hingga mencegah terjadinya kesalahan kode. Bahkan Git ini juga dapat sebagai tempat untuk para developer melakukan kolaborasi.
- Pengetahuan OS
OS atau sistem operasi adalah skill yang cukup krusial untuk dimiliki oleh seorang DevOps. Sistem operasi yang banyak digunakan adalah Linux. Pengetahuan tentang Linux yang penting dikuasai adalah manajemen proses, manajemen I/O, thread dan konkurensi, manajemen memori.
Pengetahuan OS lainnya yang penting dikuasai adalah kontainerisasi. Pengetahuan ini memungkinkan Anda untuk menjalankan aplikasi yang berbeda untuk berbagi OS dan sumber daya sistem yang sama, sehingga akan lebih optimal. Contoh tools nya adalah Docker dan Kubernetes.
- Manajemen Konfigurasi Sistem
Manajemen konfigurasi sistem bermanfaat dalam menetapkan dan mempertahankan konsistensi persyaratan fungsional serta kinerja dalam pengembangan software. Contoh tools manajemen konfigurasi sistem adalah Chef Puppet, Ansible.
- CI/CD Pipeline
Continuous Integration (CI) dan Continuous Delivery/Deployment (CD) adalah bagian integral dalam proses deployment software. CI berperan dalam menggabungkan kode ke dalam branch utama dari repository pusat. Sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi.
Sedangkan CD berperan dalam mengotomatisasi deployment code yang telah diverifikasi ke lingkungan produksi. Hal ini membuat proses perilisan software menjadi lebih efisien dan lancar.
- Cloud Computing
Cloud computing berperan penting dalam memastikan infrastruktur sistem dapat dimodelkan secara efisien, efisiensi operasional, dan integrasi yang baik. DevOps harus dapat merancang dan mengelola ekosistem komputer, dan memahami konsep Infrastructure as Code (IaC).
Sekarang Anda sudah tahukan apakah DevOps harus bisa coding? Bahasa pemrograman yang penting dikuasai oleh DevOps adalah JavasCript, Python, PHP, Ruby, Java, Golang, dan lain sebagainya.
Tingkatkan Skill DevOps dengan Training di ID Networkers
Tertarik untuk menjadi seorang DevOps? Untuk meningkatkan skill yang dimiliki seperti pada informasi di atas, Anda bisa mengikuti kursus training DevOps bersama ID Networkers. Keuntungan yang bisa Anda dapatkan dengan mengikuti training di ID Networkers adalah:
- Free konsultasi setelah training.
- Mendapatkan update informasi bursa kerja khusus untuk peserta training.
- Dapat menikmati fasilitas lab di luar jam training khusus untuk peserta training.
- Untuk peserta dari luar kota disediakan penginapan gratis.
- Tersedia trainer yang berpengalaman dalam mengajar tentang DevOps di dalam dan luar negeri.
- Biaya training yang lebih murah dan terjangkau.
Tertarik mengikuti training DevOps di ID Networkers? Anda bisa mengunjungi website ID Networkers untuk mendapatkan informasi lebih lengkap terkait training yang tersedia.